Derita punya adek bungsu yang manja dan ngeselin ya begitu.
"Mbak lo ga boleh pake baju gue!"
"Mampus lo balik, ada petruk tuh takut". - Padahal mah saya lari buru-buru karena kelupaan payung.
"Tuh ma liatin mbak Ira mau jalan sama pacarnya". - Padahal, saya saja ogahpunya pacar.
"Ma liatin, mbak Ira lagi telponan sama **". -Padahal, saya lagi telponan sama sahabat saya. Itupun cuma sebentar. Lagipula mana mungkin juga...
Dengan berbagai macam cara dia lakukan untuk mendapat perhatian mama. Padahal, untuk melawan dia saja saya enggan. Lebih baik saya memilih untuk diam dan sabar daripada meladeni tingkah dia.
Karena saya pikir, dia belum dewasa. Bahkan mungkin dia masih belum siap menghadapi kerasnya dunia luar. Dia masih berproses. Maka itu saya berusaha untuk diam dan tak melawan.
Karena saat dia lagi butuh kepada saya, seribu jurus dia keluarkan.
"Mbak... Minjem tapcash dong".
"Mbak, nanti ambilin rapot mail. Mama ga bisa dateng."
"Mbak, lo kan alumni Tujuh, dateng dong ke Seven Cup. Ramein".
Ya begitu. Giliran butuh, baik. Giliran lagi diatas awan, saya di hina. Sabar.
Meladeni permintaan adik, saya cukup menjawabnya dengan satu kalimat. Mudah, dan tanpa bikin pusing.
"Ga, gue gamau lagi sibuk".
*senyum*
Kemudian kisah berlanjut dan tidak kunjung selesai.
....
#Pembalasan_Dendam_Seorang_Kakak
Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Fusce dapibus, tellus ac cursus commodo, tortor mauris condimentum nibh, ut fermentum massa justo sit amet risus.