Buruknya saya, saya cuma bisa fokus sama satu hal.
Ketika saya sedang mengerjakan orderan sketsa, saya hanya fokus dengan gambar dan tidak ingat apalagi yang akan saya lakukan setelahnya.
Saat headset mulai terpasang, disitulah saya merasa fokus.
Namun hal buruknya, seringkali saya menggambar terpaku dengan satu job dan lupa dengan konsep sketsa lainnya. Alhasil, terkadang tiap orderan punya tema yang sama.
.
Ketika pelanggan meminta dibuatkan topi toga, saya malah menggambar full hair without topinya. Karena pesanan sebelumnya saya menggambar orang tanpa topi.
Beda lagi cerita mengenai typo dalam penulisan. Ketika saya lagi fokus dengan satu nama dan disaat yang bersamaan saya sedang mengerjakan handlettering. Seringkali typo terjadi.
Harusnya saya tulis dengan nama "Indriyani" malah saya tulis menjadi "indiriyani" hanya karena saat itu saya sedang memikirkan nama saya sendiri. Huft.
Saya jadi sering bertanya, apakah pelanggan saya ada yg tidak suka dengan hasil kerja saya? Karena beberapa ada yg tidak sesuai keinginan.
Jujur, saya merasa bersalah. Kejadian itu terus berulang. Saya selalu mencoba untuk belajar menyeimbangkan semuanya agar tidak terjadi kesalahan seperti itu lagi.
Saya benar bener meminta maaf kepada semua pelanggan saya yg sketsanya tidak sesuai keinginan. Saya memang belum profesional, namun saya selalu berusaha agar menjadi seniman yang profesional.
Kepada pelanggan saya, saya minta maaf yang sebesar-besarnya.
Morbi leo risus, porta ac consectetur ac, vestibulum at eros. Fusce dapibus, tellus ac cursus commodo, tortor mauris condimentum nibh, ut fermentum massa justo sit amet risus.